PERNYATAAN SIKAP
Inilah hari yang tak boleh dilupakan. Ada 135 orang, termasuk perempuan dan 38 orang anak, yang direnggut masa depannya. Hanya karena menyaksikan pertandingan sepak bola. Kematian itu sebabnya hanya dua: brutalitas aparat keamanan dan tidak becusnya panitia penyelenggara pertandingan. Gas air mata yang mestinya tidak boleh dibawa oleh aparat di stadion malah ditembakkan kemana-mana. Termasuk ke tribun penonton yang saat itu ditempati oleh 40-an ribu penonton. Hanya didapat 3 orang dengan vonis ringan, sebagai dalang dari pembantaian besar ini.
Hingga hari ini, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tidak pernah mendapatkan proses pengusutan dan keadilan yang konkrit. Negara dan kepolisian telah abai dan sepenuhnya menolak bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan. Tragedi Kanjuruhan bukan diakibatkan oleh buruknya infrastruktur stadion atau karena hembusan angin sebagaimana dinyatakan oleh Presiden. Terdapat fakta yang jelas adanya pemukulan, kekerasan, kebrutalan aparat dan kesengajaan penembakan gas air mata yang menyebabkan tewasnya 135 orang tak bersalah. Hal ini sebagaimana tercantum dalam temuan Komnas HAM bahwa kondisi korban meninggal dunia hampir semuanya dalam kondisi yang sama yaitu wajah kebiruan/kehitaman dan bengkak.
Tidak hanya sampai disitu, perjuangan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dalam mendapatkan keadilan justru mendapatkan intimidasi, dicelakai hingga ancaman pembunuhan. Alih-alih melindungi dan memberikan keadilan bagi korban, negara melalui Kementerian PUPR justru merenovasi stadion Kanjuruhan yang akan menghilangkan banyak unsur kunci dalam pengungkapan kebenaran Tragedi Kanjuruhan.
Maka atas dasar solidaritas kemanusian dan kemurkaan terhadap kezaliman, dengan ini kami Jaringan Solidaritas Tragedi Kanjuruhan Yogyakarta menyatakan sikap:
- Tetapkan tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat;
- Hentikan renovasi atau perombakan Stadion Kanjuruhan;
- Hentikan penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola, penanganan kerumunan, dalam aksi demonstrasi dan penanganan apapun;
- Bebaskan 8 tahanan Arek Malang tanpa syarat;
- Usut tuntas kasus dan keterlibatan aktor lain dalam tragedi Kanjuruhan; dan
- Tetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Duka Sepak Bola Nasional;
Kami dari Yogyakarta akan tetap konsisten bersolidaritas sampai kapanpun, berdiri bersama Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan, hingga mendapatkan keadilan atas 135 saudara-saudara kami.
Kami juga dengan ini mengecam kebusukan negara, PSSI, operator liga hingga jajaran direksi klub yang telah abai terhadap Tragedi Kanjuruhan, dan kepada aparat kepolisian yang telah melakukan kekerasan dan pembantaian.
Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan! Tolak Renovasi Stadion!
Yogyakarta, 1 Oktober 2023
Jaringan Solidaritas Tragedi Kanjuruhan Yogyakarta