Mereka ajarkan aku membenci dosa/ tetapi lupa mereka ajarkan/ bagaimana mencari kerja – Rendra: Sajak Gadis & Majikan
***
Jika kamu ingin tahu bagaimana orang kaya buang uang, maka film ini pantas ditonton. Diangkat dari kisah nyata perempuan gigih bernama Molly. Perempuan yang selalu ditekan ayahnya untuk terus duduk di posisi puncak. Pendidikan yang membuat dirinya terbakar untuk ingin menjadi yang pertama. Semula keinginanya adalah menjadi atlet ski. Tapi kecelakaan saat lomba membuat cita-cita itu harus dikubur. Molly mencari takdir hidup lain.
Tak mau kuliah meski pintar. Ia putuskan untuk bekerja. Jadi pelayan bar yang tahu bagaimana menggasak uang pada orang yang lagi mabuk. Bertemulah ia dengan pria brengsek bernama Dean. Darinya ia belajar tentang permainan poker. Molly tahu uang disana berputar cepat dengan tambahan pendapatan yang berarti. Perempuan cerdas dan cerdik ini mampu hasilkan tips yang banyak. Hanya Dean tak suka. Ia pecat Molly.
Molly tak mau takluk. Ia punya modal kecerdikan. Dibukalah panggung permainan di hotel-hotel mewah. Datanglah para jutawan yang mau habiskan uang. Tanpa kekerasan, narkoba dan prostitusi panggung ini menawan banyak orang. Tak melanggar hukum walau mungkin tak halal. Tapi Molly jalankan usaha ini dengan sabar dan rapi. Tiap ada pemain yang kalah ia berikan dakwah: suruh balik ke rumah, tentramkan hati dan tenangkan diri.
Sampai suatu saat ia ditangkap FBI. Tuduhanya sangar: punya hubungan dengan mafia Rusia. Molly tetap tangguh. Ditemani dengan pengacara lurus ia menguji keadilan di meja hijau. Ironisnya ia bertemu dengan hakim baik. Tak bisa bayangkan jika Molly tinggal dan diadili disini. Porker itu hanya mainan dan Molly hanya mengadu peruntungan. Tak ada yang tahu dari mana orang kaya itu peroleh uang. Molly berkelit dari tuduhan apa saja.
Film karya Aaron Sorkin ini sinis dan berat. Dialognya panjang. Adeganya lama. Setidaknya film ini mau katakan orang kaya tak pernah kerja berat. Di meja poker itu mereka kuras uangnya. Jutaan dollar dipertaruhkan. Tak tahu dari mana asal uang itu selain memperkosa hak orang kebanyakan. Jutawan yang gila, mafia yang suka bertaruh hingga pengusaha yang senang buang uang. Molly berada di pinggir permainan dengan keresahan yang dalam.
Hakim putuskan itu hanya mainan orang kaya. Sama dengan di pasar saham. Semua orang suka spekulasi. Molly coba manfaatkan peluang itu. Ia cari rezeki dari kegilaan kaum jutawan. Mungkin ia gagal jadi juara ski tapi berhasil dalam mengurung banyak orang kaya. Mereka yang punya banyak uang lalu buang semua dengan duduk di meja porker. Sayang ini semua diangkat dari kisah nyata.
Molly beritahu kita kalau hidup itu memang tak adil. Sejak awal yang kaya memang tak mau berbagi. Uang jutaan itu lebih baik untuk dipertaruhkan. Bisa sehari bahkan dua hari penuh mereka judi. Profesi Molly sepele: pasang meja porker, undang para penjudi, sediakan snack lalu perkejakan orang. Kerja yang simpel tapi membawa penghasilan besar. Molly ini hanya punya motivasi tunggal: jangan pernah menyerah. Itu juga etika dalam judi.
Jika kita mau hidup seperti Molly hanya butuh modal kenalan. Kenal orang kaya, bisa mengetahui kesukaan mereka dan layani mereka. Molly ditekan ayahnya dengan keras tapi itulah yang membuat dirinya tak mengenal menyerah. Ia tahu didunia ini hanya ada yang miskin dan kaya. Molly memilih yang terakhir untuk menjalani hidup. Ia tak salah memilih tapi pilihan itu menyakitkan bagi yang lemah dan kalah. Jika kamu berada pada yang lemah film ini bukan santapan yang tepat.