Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)
***
“Sebab bangsa yang dikutuk seratus tahun kesunyian tak akan memperoleh kesempatan kedua di bumi ini”
Meluangkan waktu mengunjungi Macondo adalah usaha mempertebal keimanan sastrawi kita, dan itu adalah tindakan kesalehan yang penting untuk dilakukan di tengah hiruk-pikuk kampanye pilpres saat ini yang kian menjerumuskan akal kita tercebur dalam lautan dosa. Astaghfirullah. . . .
One Hundread Years of Soltitude berbicara banyak tentang Macondo dan keluarga Jose Arcadio Buendia. Mocondo adalah sebuah wilayah yang tersusun dari lempeng mitologi, bergerak pada kekuatan mimpi, membentuk fantasi dan religi, hingga terdiri dari daratan mistis yang menakjubkan.
Macondo didiami oleh keluarga Buendia dan masyarakat yang telah hijrah, setelah sebelumnya tinggal di sebuah kampung yang dihuni oleh seorang hantu penggemar sabung ayam gentayangan: Prudencio Aguilar, yang kematianya tertancap tombak di leher akibat dari sebuah kelakar yang membakar.
Keluarga Buendia aneh sekaligus memikat. Di sini jugalah liberalisme pernah dikawinkan dengan konservatisme secara sirih, dan benar saja gairah hidup begitu rumit.
Semangat modernisme berhadapan dengan sikap tradisional turut serta menyelubungi fragmen demi fragmen. Para lakonnya datang dari akulturasi budaya dunia yang luas dan pelik, seperti para pedagang Arab yang ajib; penjual buku yang bijak dari Catalan; sekolompok Gipsi yang datang dengan sulap memukau; dan kelak juga kita kan menemui Melquiades si Gipsi tua yang begitu akrab dengan keluarga Buendia dengan kemampuan menulis perkamen dari bahasa sansekerta yang merupakan bahasa ibu; atau Patricia Brown si kapitalis Amerika pemilik perusahaan pisang yang melakukan genosida terhadap para buruhnya yang mogok dan menuntut hingga rakyat Macondo berhasil dibuat lupa (seperti rakyat Indonesia) atas pembunuhan masal tersebut.
Selain hal tersebut, ada beberapa watak perempuan dalam novel ini juga patut diberi perhatian yang mendalam. Tak hanya bicara kelemah-lembutan naluri perempuan, melainkan makna yang paling misterius dalam tubuh perempuan yang kadang teraleanasi dari sekian banyak watak bersebar dalam diri mereka.
Setidaknya ada dua tokoh perempuan dari beberapa yang ditampilkan Gabo dalam novel ini memerankan sifat keibuan yang berbeda, tapi masing-masing banyak mencurahkan perhatiannya kepada keluarga Buendia. Yang satu memang berasal dari keluarga Buendia, yang satunya lagi berada di luar keluarga Buendia.
Misal, perempuan yang keras kepala, berpendirian, dan berkeyikanan batu setidaknya bisa kita temui dalam karakter seorang Ursula Iguaran, Istri dari Jose Arcadio Buendia. Dialah seorang ibu, seorang nenek, seorang buyut yang punya kemampuan ghaib, bisa melihat perkara apa pun, sekecil apa pun, hingga sekecil lubang semut pun dia akan memandangnya dengan terang meski mata dalam keadaan buta dan tubuh dikoyak-koyak renta.
Ursula selalu tahu masalah apa yang tengah terjadi pada anak-anaknya, cucunya, dan cicitnya. Nalurinya tajam, setajam ujung tombak suaminya Jose Arcadio Buendia yang mengecup leher Prudencio Aguilar.
Sampai akhir hayatnya yang lebih dari 100 tahun itu, Ursula tahu dan seakan bisa mengatur sendiri ketika kapan dia berangkat keharibaan Sang Khalik.
Tapi, perempuan dahsyat di Macondo tidak hanya Ursula. Di sana juga ada Pilar Ternera, seorang peramal yang mengandalkan pembacaan dengan kartu, perempuan yang penuh kasih sayang meski dianggap sebagai pelampias nafsu oleh keluarga Buendia. Sesungguhnya Pilar Ternera adalah perempuan termarjinalkan. Dia bagaikan Maria Magdalena diturunkan Tuhan untuk Macondo dan keluarga Buendia. Dialah si pemilik rumah bordil yang kemudian mati dikursi goyang rumah bordilnya.
Pilar Ternera juga ikut andil menghasilkan turunan bagi keluarga Buendia. Dari rahimnya yang penuh najis bagi sebagian masyarakat Macondo, dia telah mampu memberikan ketenangan dan kehangatan sesaat kepada keluarga Buendia meski tak ada satu pun dari keluarga Buendia menikahinya.
Janji-janji ikatan cinta yang pernah ditumpahkan baik oleh Arcadio Buendia maupun Aureliano Buendia berbalas dengan ramalan kelam Pilar Ternera dari kesunyian untuk direnungkan begitu khidmat dan suci.
Tanah Macondo memang berbeda dari tanah-tanah lainnya untuk di ziarahi. Dia bukanlah tanah suci, melainkan kesunyian yang beku.
Kenang atas Macondo terangkai oleh guncangan tiga peristiwa yang terus menggaung.
Pertama, Macondo dengan daerah yang penuh peperangan menguras tenaga dan pikiran, yang bertempur hingga puluhan tahun.
Setapak perang itu setidaknya banyak dilalui oleh Kolonel Aureliano Buendia dibawah panji liberalisme yang menentang bala tentara konservatisme. Kisah perang dibumbui petualangan cinta yang merdeka baginya dan beberapa turunanya, tetapi amoral bagi beberapa keluarganya yang begitu tak terperihkan. Kisah cinta yang seperti terus berulang pada setiap keturunan keluarga Buendia itu terus datang bagai kutukan hingga ratusan tahun.
Kedua, wabah yang paling dahsyat pun pernah singgah lama di Macondo, yaitu penyakit ‘Lupa’ dan ‘gemar makan pisang’.
Hampir seluruh masyarakat Macondo pernah terjangkit penyakit lupa akibat tak bisa tidur selama bertahun, hingga akhirnya mereka pulih setelah dentingan musik pianola melambung merontokan pikun.
Tapi penyakit lupa kembali datang dalam bentuk infasi serangan lainnya, berkelindan dengan wabah ‘gemar makan pisang’, perilaku konsumeritif memakan pisang ternyata kini tak hanya menjadi kebiasaan sederhana bagi masyarakat Macondo.
Pisang telah merubah Macondo yang dulu bergerak lambat dengan sendi-sendi tradisional menjadi telah terpancang aura modernisme. Pisang berubah menjadi pencetus megaproyek infrastruktur rel kereta api. Dia menjelma menjadi komoditas penting bagi kapitalisme serta berhasil membunuh tiga ribu empat ratus delapan buruh dan membuat beritanya tak satu pun tayang di media mana saja dan di mana-mana.
Semua seisi kota Macondo seperti tidak terjadi apa-apa. Warga Macondo dihinggapi lupa abadi, dan sialnya bertekuk lutut pada kapitalisme.
Yang ketiga, Jose Arcadio Buendia adalah seorang pembelajar yang sungguh bernafsu tinggi, hingga kedepannya anak cucu cicitnya turut mewarisi sampai pada turunan terkakhirnya yang bertahan Aureliano (anak dari Renata Remedios).
Oleh si Gipsi tua Melquiades lah pertukaran ilmu terjalin. Bermula dari kaca pembesar pembakar semangat sampai pada menekuni dunia aksara.
Keluarga Buendia seperti telah dibisiki oleh leluhur mereka para Indian pedalaman dan para orangtua dari pesisir Riohacha pada abad keenam belas, yang terpaksa keluar dari daerahnya akibat serangan si bajak laut Sir Francis Darke, “Bahwa pengetahuan itu adalah segala-galanya.”
Pengetahuan dan menjadi seorang pembelajar adalah Ilham yang telah ditiupkan Tuhan kepada manusia, inilah yang paling bisa melindungi diri dari berbagai hal perusak, kedzaliman, maupun penindasan.
Jika tombak bisa menghentikan kelakar membakar harga diri Buendia dari mulut Prudencio Aguilar, membaca perkamen dari peninggalan Melquiades adalah pedang meredupkan awan mendung yang mengitari rumah dan keluarga Buendia.
Beruntunglah Jose Arcadio Buendia kepada Tuhan yang telah menyisahkan satu yang terakhir dari turunannya meskipun akan mati setelah membaca perkamen. Aureliano, dialah yang berhasil membaca rahasia manuskrip, yang telah mengendap beratus tahun di kamar gelap kesunyian, berisikan tentang Macondo yang akan dienyahkan angin dan terhapus dari ingatan manusia.
Berumroh di tanah Macondo adalah perjalanan membaca kisahnya, menapak tilas perjalanan keluarga Buendia.
Datanglah ke Macondo, maka jiwamu kan damai, jika saudara-saudari berkenan datang ke tanah Macondo, ada beberapa pilihan perjalanan bisa ditempuh. Pertama, upaya konvensional dengan cara membeli di toko buku pada kisaran Rp 132.000. Atau opsi kedua, pakai paket lebih murah, umroh backpaker dengan mengkopinya di Foto Copy samping kampus UNY. Tabik. . . .
Pingback: CHERĪ up
Pingback: รับทำเว็บ WordPress
Pingback: Dan Helmer
Pingback: coway
Pingback: fuck boy
Pingback: Acquista ossicodone online Texas, Acquista Xanax online, Commander Oxycodone 30 mg, dove acquistare ossicodone in linea, Il posto migliore per acquistare Ossicodone in linea, Livraison Oxycodone 30 mg, Ordina Acquista ossicodone online senza prescrizione,