Upload Foto Dan Update Status Di Warung Kopi

NalarNaluri – [Pegiat Social Movement Institute]

 

:sebuah anekdot disebabkan oleh George Orwel dan Dave Eggers.

***

Zaman generasi Z saat ini, adalah waktu dimana situasi gawat membawa penuh konsekuensi besar.

Zaman dimana otoritarianisme selalu mengintip dan memata-matai.

Facebook, Instagram, Twitter, Path, apapun itu adalah ruang maya yang meberi iming-iming kebebasan (katanya).

Bagi yang kecanduan tingkat dewa, biasanya setiap momen tak luput untuk di upload, seperti; makan pagi, makan siang, makan malam, lagi pacaran, lagi jomblo, lagi joging, lagi senang, lagi sedih, share foto lagi liburan, lagi ngaji, lagi shalat, bahkan mereka yang sedang dikamar mandi.

Situasi serupa juga terdapat pada mereka mendaku aktivis, selain upadate status panjang lebar mengenai aktivisme, yang tujuannya untuk mengalir deras di dinding sosmed, harapannya sih agar para folower turut membaca dan tergugah. Syukur-syukur bisa bergerak!.

Tapi apa daya, harapan kebebasan itu hanya lah ilusi. Kebebasan berekspresi di internet hanyalah buaian. Semakin manusia eksis mengapload dan mengupdate maka semakin dia menyerahkan kebebasannya pada penguasa dunia maya.

Untuk itulah, kemarin sewaktu di warung kopi aku mendengar pemilik Google berkata;

“makasih ya sudah eksis upload foto, sudah memperkaya bang data kami akan aktivitas mu, tentu kami akan semakin mudah mengontrolmu, kau dapat tenar tapi kami mendapatkan kau”.

“oh ya, makasih juga atas update status mu yang unyu, lucu, gemes, waw dan membakar itu, ini membuat kami semakin teliti akan ideologi dan rencana mu”

Kopi yang baru seteguk itupun membuat aku keselek.

Alhasil, kini ucapkan wasalam…. kebebasan ditangan otoritarianisme gaya baru. Bukan PKI gaya baru.

 

 

Jika anda menyukai konten berkualitas Suluh Pergerakan, mari sebarkan seluas-luasnya!
Ruang Digital Revolusioneir © 2024 by Suluh Pergerakan is licensed under CC BY-SA 4.0