Oleh Salma (Pegiat Social Movement Institute)
Pagi hari itu,
Hamparan Surya menyinari disekujur tubuh bumi
Hijau menyelimuti sebagiannya
Biru sanubari Lautan yang kaya
Biodiversitas yang tak terkekang
Setiap paginya selalu disapa oleh lambaian bunga matahari
Nyanyian burung gereja yang merdu
Percikan air sungai
Angin yang selalu menyapa di pagi hari itu
Tuhan Sangat tahu bagaimana cara menyapa hambaNya saat itu
Semua yang dipahat olehNya menjadi jamuan setiap ummat
Pemilik sanubari tak lekang memberikan jengkalan kenikmatanNya
Tak kenal lelah,
Tak lekang oleh waktu
Oleh sebuah peradaban
Tat Twam Asi…
Tat Twam Asi…
Tri Hita Karana…
Tri Hita Karana…
Tak ada neraka yang abadi
Maha Pralaya…
Maha Pralaya..
Kudeta Alam Semesta
Menarik massa
Menarik ke dalam lubang hitam yang gelap
Acap kali penikmat lupa
Acap kali penikmat lengah
Kita di amuk massa
Diambang batas dosa
Korporasi kian mencekik
Kapitalisme kian memenggal
Imperialisme membabi buta
Ingatlah! Ummat selamanya akan menjadi ummat
Penikmat yang terikat dengan ‘dosa’
Kudeta kian membara
Seisi alam riuh gemuruh
Isak tangis kian memecah gendang telinga
Urat Nadi yang kian tak ada harganya
Semua terbayarkan dengan Kepuasan nafsu semata
Apa yang dikejar dari sebuah kemerdekaan ?
Ilustrator: Hisam
Pingback: african grey parrot for sale
Pingback: situs dultogel