Seberapa Mahal Harga Dari Keyakinan?

Penulis: Fajar Harimurti, Lereng Semeru


Seberapa mahal harga dari keyakinan? Jika pertanyaan tersebut disodorkan ke Pepe Mujica, angkanya akan menembus 12 tahun. Itu merupakan durasi penahanan dirinya di penjara bawah tanah Uruguay, lengkap dengan penyiksaan fisik dan mental nyaris nir henti.

Jose Mujica, Foto: Reuters

Andai pertanyaan yang sama ditujukan kepada Nelson Mandela, bilangannya akan menyentuh 27 tahun. Seberlarut-larut ini pria hebat yang biasa dipanggil Madiba ditahan di Pulau Robben. Afrika Selatan yang bebas dari apartheid memang bukan perkara remeh.

Orang mungkin akan bilang, bukankah itu cerita usang. Heroisme yang makin berdebu. Tetapi Karim Younis baru saja dibebaskan tahun lalu. Dia orang Palestina terlama yang meringkuk di penjara Israel. 40 tahun.

Keyakinan atas kekerdekaan tak pernah murah, Younis membayarnya lewat kredit jangka panjang. “40 tahun penuh cerita. Cerita para tahanan dan setiap cerita adalah kisah sebuah bangsa,” kata Younis. Ada banyak ketabahan di sekujur negeri Palestina, Younis salah satu simbol ketabahan yang bertengger di papan atas.

Sementara baru pekan ini pengadilan memerintahkan pembebasan Georges Ibrahim Abdallah. Artinya hampir 41 tahun dia meringkuk di penjara Prancis. Statusnya tahanan politik terlama di Eropa.

Abdallah adalah komunis Lebanon. Sosok kristen yang telah mempertaruhkan apa saja yang dia punya untuk perjuangan Palestina. Termaksud keterlibatannya dalam pembunuhan letnan kolonel Charles R. Ray, atase militer kedubes Amerika di Paris. Juga, Yacov Barsimantov —penasihat di kedubes Israel dan perwira intelijen di ibu kota Prancis.

Georges Ibrahim Abdallah, Foto: Google

Abdallah seorang legenda hidup, sekurang-sekurangnya di tanah Lebanon. Dia telah melawan pasukan Israel sejak dini. Pada umur 27 tahun, Abdallah terluka hebat, saat bertempur melawan agresor zionis yang menggelar invasi ke Lebanon di tahun 1978.

Orang-orang yang mengenalnya di penjara Prancis menyebutnya sebagai ayah bagi tahanan politik Basque, pejuang kemerdekaan Kaledonia Baru, atau militan Action Directe. “Dia intelektual Marxis yang mendalam”, ungkap pewawancara yang menjenguknya.

Jika pertanyaan serupa diajukan di negeri ini, kepada ‘pejuang-pejuang’ yang tersedia hari ini, seberapa jauh kalian akan membayar? Entah apa jawabnya. Mungkin juga mereka kurang suka dengan pertanyaan sejenis ini.

Seorang teman muda pernah bilang, belakangan tahun trennya mengarah ke apa yang disebut ‘melawan dengan nyaman’. Sebuah frasa yang bukan saja paradoks, —contradictio in terminis—, pun mengandung aroma amis oportunisme yang menyengat.

Golongan ini tidak membayar apa-apa, kecuali menjadikan perjuangan taman bertamasya dan mata pencaharian. Di sana hanya ada keyakinan tentang perut dan gaya hidup. Tentu saja mereka doyan memajang foto Munir, —pria yang justru membayar keyakinannya hingga tarif termahal. How low can you go?

Jika anda menyukai konten berkualitas Suluh Pergerakan, mari sebarkan seluas-luasnya!
Ruang Digital Revolusioneir © 2024 by Suluh Pergerakan is licensed under CC BY-SA 4.0