Lomba Menuju Kepunahan Harimau Sumatera

Penulis: Zain N. Haiqal

Seekor Harimau Sumatera melintasi jalan setapak, memburu mangsa dengan keahliannya. Keahlian yang telah diwariskan oleh leluhurnya selama ribuan tahun. Dalam beberapa dekade terakhir, cerita ini semakin jarang terdengar. Populasi yang berlimpah kini menyusut drastis. Mereka hanya tinggal kenangan, kenangan pahit di ujung keberadaan mereka yang tersisa.

Panthera tigris sumatrae/Harimau Sumatera merupakan subspesies unik yang hanya dapat ditemukan di pulau Sumatera, Indonesia. Dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan kerabatnya dari India atau China, harimau Sumatera juga memiliki pola belang yang berbeda dan suara raungan yang khas.Sebagai predator puncak, harimau memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis di Sumatera, mengontrol populasi hewan buruan dan menjaga keragaman spesies. Kehadiran aktivitas manusia sangat mengancam keberadaan mereka. 

Perburuan liar yang meningkat, konversi hutan untuk perkebunan sawit untuk tujuan kapital. Perusakan habitat alaminya telah mempersempit wilayah jelajahnya.  Mengurangi jumlah individu yang tersisa. Harimau Sumatera tengah menghadapi risiko kepunahan. 

Hutan lebat Sumatera, yang dulunya merupakan rumah bagi populasi Harimau Sumatera yang melimpah kini menghadapi deforestasi masal. Penyebab utama kehilangan habitat ini adalah ekspansi perkebunan kelapa sawit yang mengakibatkan penggundulan hutan secara massal. Hutan-hutan yang subur telah ditebang. Untuk membuat ladang kelapa sawit. Karena kelapa sawit merupakan komoditas utama Indonesia dalam industri minyak nabati. 

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications pada tahun 2017, meskipun ada upaya konservasi yang meningkatkan kepadatan populasi harimau di kawasan taman nasional, deforestasi yang terus berlanjut tetap menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup mereka. Kehilangan hutan yang signifikan menyebabkan penyusutan area jelajah harimau, mempersempit wilayah berburu mereka, dan mengurangi jumlah mangsa alaminya.

Fragmentasi habitat juga membuat populasi harimau terisolasi, mempersulit pergerakan mereka antar area hutan dan mengurangi kesempatan untuk perkawinan yang sehat. Ironisnya, meskipun banyak pihak mengklaim telah berkomitmen pada konservasi, tindakan nyata untuk menghentikan deforestasi sangat lamban dan tidak memadai. Pemerintah dan perusahaan yang terlibat, bekerja sama dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit ini, yang tampaknya lebih fokus pada keuntungan ekonomi daripada pada perlindungan populasi harimau. 

Kawasan perlindungan pada hutan lindung seperti di Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Gunung Leuser memainkan peran kunci yang amat krusial dalam memberikan perlindungan bagi harimau Sumatera. Taman Nasional Kerinci Seblat, yang terletak di barat Sumatera, serta Taman Nasional Gunung Leuser, di utara pulau tersebut, adalah dua dari sekian banyak kawasan yang menyediakan habitat aman dan stabil bagi populasi harimau. Menurut laporan Saving the Remaining Sumatran Tigers (2016), kawasan ini tidak hanya memberikan ruang hidup yang cukup luas tetapi juga menjadi tempat perlindungan dari ancaman perburuan liar dan konflik manusia-satwa liar. Namun kritik tajam harus saya sampaikan terhadap efektivitas kawasan perlindungan taman nasional ini. Meskipun secara teori taman nasional seharusnya memberikan perlindungan maksimal, praktik di lapangan seringkali menunjukkan yang sebaliknya secara signifikan. Banyak taman nasional di Sumatera menghadapi masalah serius terkait kurangnya sumber daya, pengawasan yang lemah, dan keterbatasan dalam penegakan hukum. Pihak yang memiliki wewenang seringkali tidak mampu memantau seluruh kawasan secara efektif, sehingga membuka celah tanpa sadar bagi perburuan liar dan perusakan habitat. Meskipun akhirnya mereka dengan sengaja mulai memakluminya, bersekongkol untuk kepuasan pribadi atau kelompok tertentu. Ketidakmampuan melindungi area taman nasional sebagai upaya perlindungan dan pengendalian populasi membuktikan adanya kecacatan sistem manajemen kawasan dalam perlindungan taman nasional.

Kehilangan habitat juga berperan dalam mendorong Harimau Sumatera untuk mencari wilayah baru yang lebih dekat dengan pemukiman manusia. Mereka mencari makanan dan tempat tinggal yang lebih layak. Harimau sering kali memasuki area pertanian dan pemukiman. Dan mengakibatkan terjadinya predasi ternak. Konflik antara harimau dan masyarakat, seringkali dihadapkan pada perburuan balas dendam dari petani yang telah kehilangan ternak mereka. Setiap kali harimau memburu ternaknya, harimau harus membayar dengan nyawanya. Peristiwa ini merupakan kemunduran besar dalam perlombaan melawan kepunahan. Dan berakhir dengan pembunuhan harimau sebagai bentuk balas dendam.

International Union for Conservation of Nature, memperkirakan jumlah Harimau Sumatera tersisa di alam liar kurang dari 400 ekor. Selain dengan petani, mereka  juga berkonflik dengan praktik deforestasi yang merajalela. . Peristiwa tersebut terjadi antara akhir Februari dan 11 Maret 2024, dimana seorang pria berusia 28 tahun dan seorang pria berusia 47 tahun meninggal karena luka-luka.

Studi yang dilakukan oleh Holland et al. (2018) menunjukkan bahwa konflik manusia-satwa liar, terjadi karena penurunan area hutan yang tersisa, memaksa harimau untuk memasuki wilayah yang tidak aman bagi mereka. Pembunuhan harimau sebagai bentuk balas dendam bukan hanya mengancam populasi mereka tetapi juga mengganggu ekosistem yang bergantung pada kehadiran predator puncak ini.

Selain itu, permintaan terhadap bagian-bagian tubuh harimau  seperti tulang dan kulit, dalam pengobatan tradisional dan sebagai simbol status sosial  terus mendorong perburuan liar dan perdagangan satwa liar ilegal. Penelitiannya Rana & Kumar (2023), pasar gelap untuk produk harimau tetap aktif, pelaku perdagangan ilegal terus mengeksploitasi harimau untuk keuntungan ekonomi karena permintaanya dengan intensi cukup tinggi. Perdagangan ini tidak hanya mengancam populasi harimau secara langsung tetapi juga memperburuk kondisi sosial-ekonomi di wilayah-wilayah yang menjadi sasaran perburuan.

Harimau Sumatera juga menghadapi tantangan besar dengan ketersediaan mangsa. Penurunan populasi mangsa alami seperti rusa dan babi hutan, akibat dari kehilangan habitat dan perburuan semakin memperburuk kondisi Harimau Sumatera. Kehilangan mangsa alami mengurangi sumber makanan yang tersedia, memaksa harimau untuk berburu lebih jauh dari habitat mereka atau mencari alternatif makanan yang mungkin tidak memadai. Penurunan jumlah mangsa tidak hanya mengancam kelangsungan hidup harimau tetapi juga mempengaruhi keseimbangan ekosistem tempat mereka tinggal.

Upaya untuk menghentikan perburuan liar Harimau Sumatera memerlukan peningkatan patroli, penegakan hukum yang lebih ketat, dan keterlibatan masyarakat lokal. Patroli anti-perburuan bertujuan untuk menangkap dan membuat kapok para pemburu ilegal dan menghentikan perdagangan bagian-bagian tubuh harimau. Penegakan hukum secara litigasinya harus lebih ketat dan diregulasi ulang. Untuk memastikan bahwa yang melanggar harus dihadapkan pada sanksi tegas. Karena jaringan perdagangan satwa liar saat ini, sangat tak terdeteksi dan sangat terorganisir dalam mengeksploitasi Harimau Sumatera tanpa ampun. Karena ketiga ancaman ini—konflik manusia-hewan liar, perburuan ilegal, dan penurunan ketersediaan mangsa—saling berkaitan telah membentuk krisis kompleks berkepanjangan.

Keterlibatan masyarakat lokal sangat penting dalam upaya ini. Mereka seringkali memiliki informasi penting tentang aktivitas perburuan dan dapat membantu dalam pelaporan serta mencegah perburuan liar. Termasuk keterlibatanmu juga. Melalui program pelatihan secara intensif, kolektif, integrasi pada kesadaran penuh upaya konservasinya dapat memainkan peran penting dalam mengurangi insentif bagi perburuan Harimau Sumatera.

Inisiatif untuk merestorasi habitat yang rusak harus didorong untuk menciptakan koridor satwa liar lebih serius.  Sebagai langkah penting dalam mendukung kelangsungan hidup harimau Sumatera. Upaya restorasi habitat melibatkan penanaman kembali vegetasi asli dan pemulihan area hutan yang telah terdegradasi industri perkebunan sawit harus segera dilakukan sehingga harimau dapat memiliki akses ke sumber daya alami untuk bertahan hidup. Mendorong koridor satwa liar secara serius dapat memungkinkan harimau untuk bergerak antara area perlindungan, mengurangi fragmentasi habitat, dan meningkatkan peluang mereka untuk menemukan pasangan dan mangsa.

Selain itu, dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang upaya konservasi harimau Sumatera adalah kunci untuk mendukung upaya perlindungan jangka panjang. Pendidikan kepada elemen dan komunitas lokal tentang pentingnya peran Harimau dalam ekosistem, serta bagaimana dampak yang signifikan dari perburuan liar dapat menambah konflik.Kampanye untuk menyebarluaskan informasi tentang status kritis harimau Sumatera dan kebutuhan mendesak untuk perlindungan dapat mendorong dukungan internasional dan aksi nyata. Masyarakat umum yang lebih sadar akan tantangan yang dihadapi harimau Sumatera dapat berperan dalam mendukung program konservasi dan mempromosikan praktik berkelanjutan yang melindungi habitat harimau.

Patroli anti-perburuan, restorasi habitat, dan penelitian. Selain itu, pendanaan juga penting untuk pelatihan petugas taman nasional, pengembangan infrastruktur untuk melindungi habitat, dan kegiatan pendidikan masyarakat. Tanpa dukungan keuangan yang stabil, upaya-upaya ini tidak akan dapat berjalan secara efektif dan harimau Sumatera akan tetap berada dalam bahaya. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, lembaga internasional, dan donor individu untuk berkomitmen dalam menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk perlindungan harimau. Memang konservasi Harimau Sumatera membutuhkan pendanaan dan sumber daya yang berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan jangka panjangnya. Dana yang memadai memang sangat diperlukan untuk mendukung berbagai program konservasi Harimau Sumatera. 

Kemauan politik dalam penegakan hukum menjadi sangat penting dalam memerangi perburuan liar dan perusakan habitat. Pemerintah harus menunjukkan komitmen yang jelas terhadap konservasi harimau. Menetapkan kebijakan yang berpihak pada perlindungan harimau. Memastikan bahwa hukum lingkungan ditegakkan dengan ketat. Tanpa dukungan politik yang kuat, upaya konservasi akan menghadapi banyak hambatan dan kemungkinan keberhasilannya akan menurun. Penegakan hukum yang efektif juga memerlukan dukungan dari aparat keamanan dan sistem peradilan yang mampu menangani pelanggaran dengan serius. Ini termasuk menindak tegas pelaku perburuan liar dan meruntuhkan jaringan perdagangan satwa liar ilegal yang mengancam keberadaan harimau Sumatera.

Spesies ini sangat butuh perhatianmu. Ancaman dari setiap hektar hutan yang hilang maka setiap individu Harimau Sumatera akan terbunuh karena kehilangan rumahnya, perburuan liar, dan penurunan mangsa alami. Situasi kritis ini,  membawa mereka satu langkah lebih dekat dengan garis akhir. Perlombaan ini bukan hanya mengenai spesies yang hilang, tetapi juga mengenai masa depan ekosistem yang bergantung pada keberadaan mereka sebagai predator puncak.

Dalam momentum International Tiger Day 2024, saya mengajak anda untuk mengambil peran dalam upaya perlindungan Harimau Sumatera. Dukunglah organisasi konservasi yang berpihak sepenuhnya pada kelestarian Harimau Sumatera di habitatnya. Sebarkan kesadaran tentang segala ancaman yang tengah dihadapi harimau.  Bila mengerti hukum, advokasilah kebijakan yang melindungi harimau serta habitat mereka. Surakan dan katakan dengan cara apapun. Langkah-langkah konservasi harus diprioritaskan dan dilaksanakan dengan segera. Upaya untuk melindungi Harimau Sumatera harus melibatkan penyelesaian konflik dengan masyarakat, penegakan hukum yang ketat terhadap perburuan liar, serta pemulihan habitat dan populasi mangsa alami Karena percayalah setiap tindakan, besar atau kecil, dapat membuat perbedaan dan perubahan. Mari secara kolektif untuk menyelamatkan Harimau Sumatera dari kepunahan.


Ilustrasi: A nutshell

Jika anda menyukai konten berkualitas Suluh Pergerakan, mari sebarkan seluas-luasnya!

Jika anda menyukai konten berkualitas Suluh Pergerakan, mari sebarkan seluas-luasnya!
Ruang Digital Revolusioneir © 2024 by Suluh Pergerakan is licensed under CC BY-SA 4.0