Oleh Arnelia Anindya (Pegiat Social Movement Institute)
Kepada puan dan tuan, serta Puan Maharani yang saat ini sedang tidak terhormat, saya tuliskan surat tidak sopan untuk kalian. Sebab, kalian sepertinya memang sudah tak layak untuk dihormati sebagai perwakilan kami. Ya, memang kalian bukan perwakilan rakyat yang sesungguhnya.
Puan dan tuan pasti tahu, bukan hanya hari ini saja rakyat menolak dan berteriak dengan lantang dengan segala keberaniannya mencari telinga para wakil kami. Tidak hanya satu perwakilan daerah saja yang benar-benar lantang menegaskan TIDAK SETUJU dengan kebijakan yang diambil para Wakil Rakyat.
Katanya mewakil, tapi kok bikin semaunya sendiri?
Omnibus law, dengan sederet manipulasi kata-kata yang ada, sudah jelas-jelas ditolak dan memang bukan hasil dari perwakilan rakyat yang sebenar-benarnya rakyat. Lantas, suara siapa yang kalian wakilkan wahai Dewan ‘Penipu’ eh Perwakilan Rakyat?
Kami menuntut hak suara kami, keadilan untuk setiap dampak yang terjadi. Namun, dimana kalian wakil kami? Kawan-kawan kami yang bersuara karena benar justru ditangkap, direpresi, diambil haknya, bahkan dipaksa untuk tidak dapat bertemu dengan keluarga. Para bapak-bapak dan mas-mas yang katanya aparat negara justru semakin mengeluarkan jurus-jurus senjata yang mereka pegang untuk menyakiti dan memaksa memukul mundur kami.
Indonesia negara demokrasi bukan?
Seharusnya, kami bisa bersuara dan kalian sebagai wakil rakyat bisa hadir dan mendengarkan apa yang sesungguhnya menjadi suara kami yang memang menjadi tugas kalian. Rakyat yang turun aksi kejalanan untuk berorasi dan menyampaikan aspirasinya itu seharusnya didengar dan ditanggapi dengan bijak bukan? Padahal dengan begitu, puan dan tuan tidak perlu capek-capek blusukan untuk dapat opini masyarakat. Lah wong, sudah dihampiri ke depan kantor masing-masing perwakilan lho. Kurang baik apa rakyatmu ini.
Segera Pulangkan kawan kami!
Puan dan tuan, kawan kami yang juga adalah rakyatmu hingga saat ini masih ditahan tanpa diberikan hak-haknya oleh para aparat negara. Kami minta dengan tegas, segera bebaskan dan berikan hak kawan-kawan kami untuk dapat segera bertemu keluarga dan mendapatkan pendampingan hukum.
Untuk yang terakhir, aksi dijalan dan menghampiri kantor-kantor perwakilan belum akan selesai sampai disini. Jadi jangan ke-PD-an. Kami masih tetap menolak dan hanya ada satu kata di benak kami, Lawan!