Oleh: Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)
Ya Allah…
Langitmu masih gelap
Senjamu malu-malu menatap
Aku bersimpuh penuh harap
*
Ya Allah…
Tak perlu kami tunjukkan lebar penderitaan dan kesewenang-wenangan
Kau telah melihatnya dengan keleluasan
Dengan jagad kekuasaan
*
Ya Allah…
Aku tahu bahwa aku masih bergelimang dosa
Tetapi tatkala penguasa berbuat nista
Apakah kami harus diam menerima?
*
Ya Allah…
Aku sadar bahwa diri ini masih tak layak berdoa di hadapanmu
Tetapi apakah kami tak boleh memohon kepadamu?
Saat kekejaman ada di depan mata, orang-orang yang paham hanya bisa ongkang-ongkang, rebahan, dan membisu sambil misu-misu
*
Ya Allah…
Aku mencintaimu meski diri ini masih bermain dalam dunia
Tapi apakah dunia yang kau cipta
Tidak pantas untuk dibela, dan dijaga, hanya untukmu semata?
*
Ya Allah…
Anggota dewan, negara, dan pengusaha sudah bekerjasama
Membuat jeratan kemiskinan, kerusakan, dan keserakahan nafsunya
Apakah kami salah menggunakan hati ini untuk melawannya?
*
Ya Allah…
Kami rindu Muhammad Sang Mustafa
Dalam syafaat dan serpihan cinta
Terangi kelabu qalbu merana
*
Ya Allah..
Jejak Muhammad kami ikuti
Meski itu tinggi, tetapi kami selami
Samudera cinta dan perlawanan hakiki
*
Ya Allah…
Lindungilah para polisi/tentara yang akal dan nuraninya masih digunakan
Meski itu terjal dan berkelok kerumitan
Sadarkanlah, Ya Allah, dan mudahkan
*
Ya Allah…
Lindungilah para preman/ormas/vigilante yang akal dan nuraninya masih digunakan
Meski itu kusut dan berbalut dera kemiskinan
Sadarkanlah, Ya Allah, dan luruskan
*
Ya Allah…
Lindungilah para pendengung/pesohor/ buzzer/influencer yang membela kedzaliman tapi akal dan nuraninya masih digunakan
Meski itu terlihat lucu sekaligus menyedihkan
Sadarkanlah, Ya Allah, dan tundukkan
*
Ya Allah…
Lindungilah kami semua yang sedang geram dengan kedzaliman
Lindungilah mereka yang bertahan mempertahankan iman perlawanan
Lindungilah mereka yang turun ke jalan yang semata karena kerahmatan