Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)
***
Jelmaan sinar Mei
Laranya berdegup-degup kini
Dahulu dirinya silau api
yang menerangi
Sedang aku, masih percik yang rintik-rintik
Api yang bersemayam di dalam duri
Hari-hari yang terus berlari
Dikejar diri sendiri
Hati yang sibuk mengitari terik
Meski kami sama-sama anak matahari
Meski dia telah menjadi kembang api
Tetapi akulah lidah api
Yang tak pernah padam menjilati
Air pedih di pipi yang terkhianati