
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)
***
Seorang pekerja yang tengah frustasi
Duduk mengantre menerima gaji
Dari kursi harapan yang menyeringai
Ketika menghadap seorang atasan
Ditegakkannya martabat dengan penuh keyakinan;
“Pak, aku, layak meraih upah seutuh purnama rembulan!
Penuh, tidak bersabit”
Kemudian seorang atasan memicingkan mata
Keputusannya serasa gerhana
Gelap mendatar di langit-langit luka;
“Oh ok, coba presentasi kemiskinan mu, agar derap air mata ku berputar-putar <enjadi pusara, yang akan menenggelamkan belas kasihku padamu”