Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)
***
Sungguh sayang
semua barisan kata telah berlutut terjerembab di hadapan bab
Setiap kali aku membaca hidup ini
kutemui halaman buram
dari kertas bertinta pudar
Itukah kutipan pilu
dari pengarang cerita kelam?
Ah, aku membuka lembar relung jelata
pada paragraf hidup menantang