Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)
***
Hati yang berucap pada diam di payung hitam
Itulah hati puisi
Duka yang berlembar-lembar terkapar
Jika pelan liris bicaranya
Itulah sajak amuk dari syair maut
Yang dulu dihilangkan paksa
Itulah kata yang berjejer
Karena gusar di atas sajak membakar
Pelurunya adalah ingatan
Membidik lupa di setiap zaman
(*)