MCA Aja Family, Masa Kamu Tidak !

Melki AS – [Social Movement Institute]

***

Muslim Cyber Army (MCA) kini sudah diciduk kepolisian di beberapa tempat. Tangis haru tentunya akan pecah dan menyertai banyak simpatisan, netijen dan lainnya dimana-mana. Tak terbayangkan jutaan air mata darah akan tumpah ruah di negeri ini.

Kesedihan pastinya akan semakin menjadi-jadi. Bangsa ini akan digenangi oleh lautan manusia yang hari-harinya dipenuhi ratapan, mata merah, gigi kuning, karena menanggungkan beban.

Bayangkan, kapan lagi netijen, yang jumlahnya jutaan tersebut, akan mengudap hoak lagi kalau pengelola dan pengurusnya ditahan polisi. Apa yang akan mereka utak atik setiap pagi, siang, malam bahkan tengah malam kalau hoak sudah tidak berproduksi lagi.

Bangsa ini bisa kehilangan satu generasi kalau MCA tidak bisa beroperasi lagi. Kehilangan generasi yang militan yang sanggup terbang dari dari Aceh ke Jakarta hanya untuk kopdar dan singgah ke monas.

Dan bagaimana kemudian nasib anak dan pasangan mereka kalau suami atau istrinya dijebloskan dalam penjara. Mereka mau makan apa. Karena takdir Tuhan sudah menggariskan bahwa sumber kehidupan mereka hanyalah dari hoak.

https://www.facebook.com/nursyahbani.katjasungkana/videos/10215401478219811/

 

Apakah kalian termasuk orang-orang yang dzalim dengan bersuka ria kalau mereka di tangkap dan di jebloskan dalam penjara. Karena jelas-jelas melawan takdir adalah juga melawan kehendak Tuhan. Itu dosa. Dan takdir mereka adalah memproduksi serta mendistribusi hoak.

Kalian jangan mesem-mesem saja di depan layar tipi. Atau baca berita onlen melihat mereka diciduk. Itu namanya penghinaan.Nanti kalau kalian kena karmanya, baru kalian rasa menyesal.

Apalagi kalau kalian membuat berita atau status-satus di pesbuk, twiter, line atau medsos lainnya membicarakan penangkapan ini. Itu penghinaan tingkat kuadrat. Itu pelanggaran HAM berat.

Harusnya lembaga seperti KontraS atau Komnas HAM bisa menggunakan kewenangannya untuk membuat pembelaan. Minimal bisa bilang ke pak Jokowi agar menganggap hal ini biasa-biasa saja. Dan mari lupakan yang telah terjadi. Kan pak Jokowi orangnya pemaaf dan ramah. Hehe..

Dan kalau mereka dari The Family atau Keluarga Besar MCA ini tetap dipaksakan untuk di tangkap, trus nanti netijen akan belajar dari siapa lagi. Netijen ini sudah terlanjur percaya MCA. MCA adalah pusat dari segalanya; informasi, konsultasi bahkan intelektualitas.

Kebangkitan PKI, kalau kalian perlu tahu, adalah salah satu produksi MCA yang cemerlang. Mereka produksi infonya, buat sendiri dan bakar sendiri benderanya. Lalu katakan kalau itu adalah perbuatan kader-kader atau simpatisan PKI yang berusaha hidup kembali. Nanti netijen dan masyarakat akan dengan sendirinya bergerak atas nama pemilik bangsa ini. Coba bayangkan kalau PKI sampai hidup lagi, mereka akan teriak lagi tentang setan desa. Siapa yang kena?

Isu penculikan ulama juga mereka yang produksi. Itu hanya untuk meyakinkan kelompok konservatif saja yang memang gampang dihasut dengan embel-embel agama, untuk ikut bergerak seolah merekalah pewaris sah negeri ini.

Bahkan test case awal berhasil meraih dua point kemenangan sekaligus dengan isu arab dan agama; Anies jadi gubernur, Ahok masuk penjara. Meski sedikit berbumbu tante Emma.

Nah, kurang apa kehebatan keluarga besar MCA ini. Apakah kalian tidak melihat bagaimana pengaruh hoak yang mereka produksi. Sungguh keterlaluan kata bang Haji kalau kalian masih tertawa-tawa melihat mereka ditangkap polisi.

Seharusnya kalian meletakkan kepercayaan penuh pada The Family MCA ini. Karena dari mereka-lah kalian bisa belajar bahwa kebohongan apapun itu, kalau terus dilakukan berulang-ulang, maka ia akan dipercaya sebagai kebenaran.

Sekarang saatnya memanggil para simpatisan, netijen buta yang biasa berperang bersama. Revolusi harus segera dipercepat. Tidak harus menunggu bos pulang dari Arab. Ia masih asyik dengan harim-harim disana. Karena harim disana tentunya lebih buas dan lebih haus lagi dari yang dibayangkannya. Dan lebih gueedee nya minta ampun.

Propaganda-propaganda harus segera mengudara. Ayo bung, semangat MCA harus dikobarkan lagi. Sekali family tetap family. Sekali MCA tetap MCA. Sekali hoak tetap hoak.

Apalagi pilkada dan pilpres sudah dekat. Saatnya hoak dibangkitkan kembali. Bos harus segera kita pulangkan dari Arab. Biar memompa semangat pejuang-pejuang hoak terdahulu.

Jangan percaya metro tivi. Itu Tivu. Percayakan saja pada yang memberi fulus untuk pilpres nanti. Kita akan bersama naik kuda bahkan terbang bersama garuda kita sendiri.

Selama masih punya gadget, itulah senjata ampuh kita untuk mengambil peran yang lebih luas pada netijen-netijen yang tidak suka verifikasi data tersebut. Netijen yang bisanya copy paste saja tanpa perlu tahu apakah benar atau tidak infonya. Itu saudara kita di hari depan. Beri mereka sampah dan biarkan mereka anggap itu emas. Selama mereka tidak suka diskusi, malas baca dan gampang dibangkitkan rasa iri dengki serta kebenciannya, makin gampang kita menghasutnya.

Ayo bung angkat gadgetmu. Produksi ah isu sebusuk-busuknya dan sebarkan itu agar bisa dikudap oleh mereka yang ngehe-goblok tersebut. Dengan selalu membuat isu yang busuk, yakinlah kita akan seiring sejalan dengan partai dan kelompok yang busuk pula. Selalu.

Karena Kita Family !

 

Jika anda menyukai konten berkualitas Suluh Pergerakan, mari sebarkan seluas-luasnya!
Ruang Digital Revolusioneir © 2024 by Suluh Pergerakan is licensed under CC BY-SA 4.0