INGIN JADI REKTOR?!

 

Orang yang mendidik anak-anak muda harus menyediakan tempat untuk maaf, supaya dirinya tidak terlihat kaku karena terlalu banyak marah (Plato)

***

Siapa minat jadi Rektor? Tak gampang tapi mungkin juga tak susah. Terutama kalau melihat keputusan sejumlah Rektor belakangan ini. Rektor UIN Sunan Kalijaga melarang mahasiswinya mengenakan cadar. Kata salah satu dosenya cadar itu warisan zaman purba. Membuat perempuan berada dalam posisi yang tak setara. Rektornya bilang yang bercadar akan dibimbing. Bimbinganya seperti apa dan bagaimana kita tak tahu. Rektor lah yang paling tahu karena ia yang lebih dulu melarangnya.

Apa Rektor itu tahu semua? Pastilah karena Rektor itu dari gelarnya saja kita sulit mengeja. Malu kita jika berani menentang keputusanya. Ada Rektor yang kampusnya dipakai untuk pameran senjata. Sungguh ini Rektor tak bisa bedakan antara senjata dan pena. Tapi kita mau bilang apa jika itu sudah jadi ketetapanya. Malah ada Rektor yang DO mahasiswanya karena menggugat kebijakanya. Diprotes tak mempan. Diminta rembukan juga tak bisa. Rektor itu harus punya sifat serupa besi: keras, sangat keras!

Siapa ingin jadi Rektor? Pasti repot tapi bisa pula bawa gembira. Dulu ada Rektor di UNJ yang tenaganya luar biasa. Entah minum obat apa dan makan dengan lauk seperti apa. Tapi dirinya mampu membimbing ratusan mahasiswa pasca sarjana. Sungguh dengan ikhlas diluangkan waktunya untuk membimbing semuanya sendiri. Saya kadang takjub betapa mulianya Rektor satu ini. Masih punya waktu untuk membimbing dan menguji mahasiswa yang merangkap jadi menteri. Sayang sekali Rektor ini berhenti sebelum batas waktunya. Sebab jika masih berkuasa ia pasti bisa menjadi Rektor di kampus manapun. Tenaga dan waktunya sangat berlebih. Berlebihan bahkan!

Masih ingin jadi Rektor? Yang jelas menyenangkan dan bisa bawa banyak peluang. Itulah Rektor UGM yang biasa dipanggil pak Pratik. Baik, sopan dan suka senyum. Mungkin kenal, mungkin prestasi atau mungkin mujur. Belum lama jadi Rektor lalu diajak menemani pak Jakowi. Menemani di istana dengan posisi Sekretaris Negara. Tak semua Rektor bisa bernasib mujur. Rektor UII malah mundur. Setelah diguncang berita pembunuhan atas mahasiswanya. Ingat yang bunuh bukan Rektor tapi mahasiswa UII pula. Karena merasa bertanggung jawab maka Rektor putuskan undurkan diri. Semua maklum tapi juga prihatin.

Jadi apa tugas Rektor? Mungkin UMY bisa menjawabnya. Sungguh ini kampus yang luar biasa. Siapapun Rektornya kampusnya tetap terakreditasi A. Di baliho yang ada di banyak tempat dan kota UMY selalu paling unggul. Balihonya penuh prestasi. Prestasi apa saja. Kita tak tahu siapa jurinya dan bagaimana lombanya. Tapi yang jelas Rektornya mampu meloloskanya jadi juara. Kampus terakreditasi A pasti dipimpin oleh Rektor yang kecakapanya diatas rata-rata. Saya sampai tak kenal siapa Rektornya tapi yang saya tahu nilai akreditasinya.

Bolehkah kemudian Rektor melarang mahasiswanya? Jangan tanya ini ke saya karena saya bukan Rektor. Tapi ada info yang banyak soal larang melarang ini. Ada kampus melarang mahasiswa diskusi buku kiri. Ada pula kampus yang melarang mahasiswa angkat topik tentang nasib petani. Bahkan ada kampus yang melarang mahasiswa berambut gondrong. Lebih jauh lagi ada kampus yang melarang mahasiswa demonstrasi. Mungkin itu istimewanya jadi Rektor. Bisa melarang apa saja tanpa diberi tahu tujuanya. Ibarat baju dan celana: tanpa larangan seperti orang pakai baju tanpa celana. Sangat memalukan!

Kini bagaimana Rektor berhubungan dengan penguasa? Soal ini Rektor hubunganya baik dan mesra. Ada kampus yang memberi anugerah gelar Doctor honoris causa untuk lapisan penguasa: bisa menteri, ketua partai hingga pimpinan usaha. Tak jarang kampus juga memberi anugerah itu pada ketua MUI segala. Pastilah para Rektor itu tahu kecerdasan, kecerdikan dan kepintaran mereka. Jangan duga yang bukan-bukan karena Rektor ini memang jenis profesi yang tidak gampang. Mau baik pada mahasiswa dari kalangan mana saja nanti dibilang tak ada wibawa. Sedangkan mau mengkritik kekuasaan itu pasti bukan tugas pokoknya. Singkatnya Rektor itu jabatan yang luar biasa karena itu dirinya bisa ambil keputusan yang membuat kita ternganga. Pertanyaan akhirnya: masih ingin jadi Rektor?

 

Jika anda menyukai konten berkualitas Suluh Pergerakan, mari sebarkan seluas-luasnya!
Ruang Digital Revolusioneir © 2024 by Suluh Pergerakan is licensed under CC BY-SA 4.0