
Paradoks Tipu Daya
2024 dalam sudut siku siku
persegitiga
persegi lima
prisma pada lekuk jarum jam
dan radiasi populasi manusia
yang meledak-ledak
bangsat
iblis
bajingan
tolol
ketika kubayangkan tipu daya mereka
tentang batas dan budaya paradigma
negara berusia mungil
perebutan klausa kekuasaan
dengan begitu bengis, taktis
keunggulan keunggulan tentang harga
yang harus dibayar mahal
obral obrol penyakit moral yang tak ada obatnya
pencarian penjelasan nirsebab, sembab
dari gen gen pemicu garis kemiskinan
anak anak mereka dan anak anak kita
tentang bahaya bahaya kehidupan yang mereka sebabkan
Luka di Perjalanan
Apa yang dapat kita pelajari dari kekasaran niretika?
bahakan tunanetra pun terbelalak, telak
tunawisma yang terkapar, lapar
cakrawala pada simpul
simpul buntu keputusan sebab celaka
yang hadir samar samar menyamar
dari celah ujung sedotan
juga benang gelasan yang melukai pengendara
dan pesepedah di jalan raya
roda dua, roda tiga, roda empat
roda delapan, roda dua belas
dan roda-roda persekian hitungan selanjutnya
berhasil meretakan permukaan jalan
jalan-jalan sepanjang Sabang hingga Merauke
atau poros mesin-mesin pemotong kayu
mecuat dan berputar tak henti
menghadap arah mata angin yang tersisa
lantas melumat 70% populasi pepohonan
pada hutan-hutan yang tersisa
di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua
Kabar Mencekam dari Alam
surat kabar telah kabarkan; kabar paling konyol nan mencekam
tentang hilangnya bau kotoran anomali kehidupan hutan, laut, dan udara
jejak bau bauan itu yang tak pernah tercium kembali, sirna
gajah, orangutan, harimau
badak, hiu, paus
cendrawasih, maleo, jalak
rangkong, anoa, kucing hutan
yakki, elang, beruk
komodo, dugong, lutung
serta penyu yang nasibnya begitu sial
kesialan pada raibnya ruang-ruang bertahan hidup
sungguh runtuh seluruh keturunan menjadi buntu
tersulap sepersekian detik cahaya asing
dari komodifikasi dahaga pertukaran nasib dan deru sejahtera
ekosistem yang kemudian terbalik, jeledak
perintah agar tak perlu repot-repot
melindungi dan lestarikan kembali.
sesat tersemat diluas siasat
warna warna bahagia di wilayah yang mungkin tersisa
lantas cepat terserap
terhisap arogansi kirab
kirab kerap melubangi hati mereka
pada simpul keserakahan,
yang mereka perlukan, eluhkan.
untuk bertahan hidup, melangsungkan hidup
tak jarang juga lekas berkecenderungan
cenderung membumi hanguskan segala yang ada
lebih banyak pada ruang hidup lain dan sumber daya
dalam pencarian makanan dan manuver pertahanan diri
yang mereka sia siakan di tong tong sampah busuk
agar teman, kongsi, dan koloni mereka
dapat membesarkan anak dan keturunannya