Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)
***
Berkata Tolstoy; Engkau lah rabuk di dalam hitam tanah
Dulu sebagai kotoran kini membalur cinta
Kemarin sebagai penyamun yang berkiprah
Hari ini telah didaulat sebagai kekasih
Fudhail pun membalas; Engkau lah sang tuan tanah
Yang menanam gandum dengan permata
Dihiasi angan buruh tani menengadah
Kemudian kau larut dalam hasutan cinta
Menanggalkan jubah sang tuan tanah
Berpesta kesunyian gelimang dunia
Perjalanan terang menyingkir dari gulita
Awan kelabu menjadi kemayu
Melihat dua orang dengan terompetnya
Meniupkan angin segara yang mendayu
Melantun kan gerimis cinta
Membasahi gelisah yang berdansa
Fudhail dan Tolstoy berjalan dilorong sama
Menyeberangi gelap sengsara
Dengan penuh hasrat membara
Ketika perdebatan dunia dan akhirat tak berpangkal
Dunia menjadi jasad setelah syahidnya akal