Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)
***
Satu,
Pancasila yang bertengger di dinding beku,
Dipaku kebanggaan semu,
Seperti memamerkan kepala rusa,
Berburu ketuhanan yang mihak esa.
Dua,
Pancasila yang nempel di baju loreng, topi baja, dan khilafah,
Adalah kemanusiaan yang bedil dan biadab.
Tiga,
Pancasila yang terbang mengepakan sayapnya,
Pada persatuan oligarki, rente, dan para kabir.
Empat,
Pancasila yang ikut turnamen elektoral,
Kerakyatan yang dipimpin oleh mulut kebijaksanaan,
Dan penipuan kepartaian.
Lima,
Pancasila yang menggenggam senjata,
Mengadili sosialisme seluruh rakyat Indonesia.
(*)