Asniwun Nopa – [Komunitas Gerakan Kendari Mengajar]
#SelamatkanTamanBudayadanMuseumSultra
***
Beberapa tahun terakhir geliat berkomunitas dalam ranah yang positif menjadi gaya hidup yang tumbuh dengan baik di kalangan pemuda pemudi kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Saya kemudian menyaksikan bagaimana energi positif dari para anak muda kota Kendari tersalurkan ke hal-hal yang membangun bangsa, ke hal-hal yang menyentuh kemanusiaan. Begitupula dengan saya dengan kawan-kawan di Gerakan Kendari Mengajar (GKM)
Sebagai komunitas yang tumbuh dan berkembang adalah suatu kesyukuran ketika kami kemudian memiliki sekretariat, sebuah rumah tempat kami bernaung untuk memikirkan, membangun dan kemudian mewujudkan mimpi untuk pendidikan adik-adik kami di pinggiran Kendari, di pelosok kota Kendari, bumi Sulawesi Tenggara.
Bergerak dalam dunia pendidikan yang kerap bercengkrama dengan dunia anak-anak kami kemudian menyadari bahwasanya kami memerlukan ranah dan tempat untuk menampilkan kreatifitas adik-adik kami, kami memerlukan rumah dalam artian yang lain. Rumah tempat kami dapat dengan bebas berekspresi tanpa perlu khawatir dengan biaya dan semacamnya. Rumah tempat dimana kami dapat menunjukkan sisi lain dari adik-adik kami yang spesial karena kesederhanaannya.
Tuhan kemudian menjawab doa kami dengan mempertemukan saya dengan salah seorang kawan, Kak Ari saya biasa menyapanya, yang kemudian saya tahu sebagai salah seorang penggiat di Rumah Pengetahuan (RuPa) yang bertempat di Kompleks Museum.
RuPa melalui kak Ari kemudian hadir menjawab doa dan menjembatani terwujudnya mimpi kami dan mimpi adik-adik kami. Dalam dua tahun terakhir ini RuPa kemudian hadir menjadi rumah tempat kami dapat mengumpulkan adik-adik kami yang berasal dari tiga daerah yang berbeda.
RuPa menjadi tempat kami, dan masyarakat melihat bahwa setiap anak berhak untuk bahagia, termasuk adik-adik kami yang sebagian besar adalah pemulung. RuPa menjadi saksi rasa haru yang hadir dalam sanubari kemanusiaan kami.
Jika GKM adalah rumah bagi para volunteermya, maka RuPa adalah rumah bagi GKM itu sendiri. RuPa adalah rumah yang senantiasa menyambut GKM dengan kehangatan dan kenyamanannya. RuPa adalah rumah wujud dari pemercaya yang tulus dalam gerak-gerak GKM itu sendiri.
Beberapa waktu yang lalu saya kemudian mendengar pihak museum kemudian memaksa RuPa Menghentikan aktitasnya. Pertama kali mendengar hal tersebut bukannya marah, saya kemudian sedih, sedih membayangkan rumah kedua tempat bernaungnya tujuan-tujuan mulia akan hilang dan kelak hanya akan menjadi cerita di hari-hari kedepan.
Saya tak pernah meminta uang kepada pihak pemerintah dalam membiayai akivitas sosial yang telah kami dilakukan, karena kami bahagia dalam melakukannya. Tapi jika kali ini saya bisa diberikan satu kesempatan untuk meminta kepada pihak pemerintah Sulawesi Tenggara , bukan uang dan lainnya.
Saya hanya meminta satu hal yang sederhana, agar RuPa untuk kembali diijinkan berakrtivitas di Kompleks Museum Kendari, tempat kami bisa menemukan Rumah Kedua Kami. Sesederhana itu.
***
[Sebuah catatan untuk Bapak Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara, Teguh Setyabudi]