Surat Untuk Che Guevara

 

Sangat dibutuhkan sifat kemanusiaan yang tinggi, peka terhadap keadilan dan kebenaran, sehingga dia tidak akan mudah jatuh pada jurang dogmatis yang ekstrim, akademisi yang kaku, ataupun terisolasi oleh massa (Che Guevara)

***

Bung,

Bagaimana mengajak rakyat untuk sadar? Kalau mereka dikibuli atau ditipu berulang kali. Doa apa yang musti kupanjatkan agar mereka tahu arti melawan dan membangkang. Agar supaya kecongkakan itu tak dibiarkan bertahan begitu lama dan manipulasi itu tak menyebar begitu saja. Bung tahu kalau derita itu kadang membawa orang dalam sikap pengecut dan mudah berhamba.

Bung,

Ingin aku cerita tentang negeri ajaib yang didirikan oleh pemimpi. Bangunan negeri ini adalah harapan dan keyakinan. Kalau keadilan itu bukan kata-kata dan kemakmuran itu bukan bait sebuah doa. Para pemimpi itu mampu memimpin dengan cara yang luar biasa: rakyat tak takut dengan peluru dan mau hidup apa adanya. Sikap yang membuat para pemimpi itu punya rasa percaya atas apa yang diucapkanya.

Bung,

Sayang sekali negeri itu roboh karena kehadiran senjata. Yang diacungkan pada siapa saja yang beda. Pelurunya ditaburkan kemana-mana. Hingga rakyat mati lalu ketakutan pada apapun yang disebut bahaya. Lorong negeri itu bernama kesatuan yang dihidupkan oleh penjara dan penindasan. Dirimu saat itu muncul gambarnya dimana-mana. Muncullah anak muda yang ingin warisi semangatmu. Berjuang merobohkan para pemilik senjata dengan cara yang serupa denganmu.

Che Guevara

Kami sempat menang dan punya peluang berkuasa. Ditemani oleh mereka yang sepertinya berjanji ingin seperti kami. Bukumu kami baca dengan gembira. Seolah kamu meniupkan kesegaran dan keyakinan untuk kami. Jadi negeri yang tak lagi diperintah oleh senjata maupun laba. Kami terlampau senang hingga lupa kalau kawanan bandit itu mulai bersekutu dan ingin membekuk keyakinan kami. Diantara kami lalu disuap, diajak dan diberi tahta. Nasib mujur menimpa mereka tapi kesialan menimpa kami semua.

Che

Mengapa orang bisa berkhianat pada keyakinan di masa muda? Jujur apa yang membuat dirimu bisa bertahan dengan cita-citamu sendiri? Agama apa yang mengajarimu sehingga kamu tak mudah digoda oleh harta dan tahta? Tuhan macam apa yang kamu sembah sehingga begitu mudah kamu bela mereka yang lemah dan ditindas dimana saja mereka berada? Nabi mana yang mengajarimu untuk membela yang miskin walau itu nyawa taruhanya?

Che Guevara

Tuhan memberimu wajah yang tampan tapi hatimu jauh lebih rupawan. Mungkin di alam baka kamu bisa mengajari kami cara untuk menyatukan keberanian, kecerdasan dan petualangan. Sebab keberanian itu menyelinap keluar begitu kami ditekan oleh aparat dan aturan. Kecerdasan dapat menguap kalau kami disuap dengan harta, kedudukan dan kesempatan. Sehingga petualangan itu tak punya arti apa apa karena kami hanya bela kepentingan diri sendiri.

Guevara

Pernah kautulis sebuah kalimat yang kuhapal bunyinya: Manusia yang berada dalam jalur kebenaran haruslah merasakan penderitaan orang lain seakan penderitaan tersebut menimpa dirinya sendiri. Aku setuju, aku percaya dan aku meyakininya. Padamu aku menghormat, denganmu aku berguru dan padamu aku belajar. Semoga namamu jadi api yang menyulut kami untuk tetap melawan, tetap membangkang dan selalu berjuang untuk keyakinan yang selama ini engkau perjuangkan. Keadilan, kebenaran dan keberpihakan pada yang kalah dan lemah!

 

Jika anda menyukai konten berkualitas Suluh Pergerakan, mari sebarkan seluas-luasnya!
Ruang Digital Revolusioneir © 2024 by Suluh Pergerakan is licensed under CC BY-SA 4.0