Puisi Solidaritas Dari Timor-Leste Untuk Diskusi Tragedi 65 di Jakarta dan Para Korbannya

 

Oleh ; Dadolin Murak *

***

JENDERAL

 

Jendral!

Kami tak mengenal

Peristiwa kelam 30 September 65’

Ketika kau datang

Kami  diindoktrinasi sejarah fiksi:

Pemotongan alat kelamin…

Penyiletan, pencungkilan mata…

Diiringi tarian genjer-genjer di Lubang Buaya

 

Jendral!

Boaventura dan Nicolau Lobato tabu kami sebut

Kami kau paksa menghafal tujuh Pahlawan Revolusi

Jumlah sayap Burung Garuda-pun

harus kami hafal

Juga tanggal lahir Diponegoro and Imam Bonjol

Tak ketinggalan Moyang dan cucu-cucu Soeharto

kami hafal di luar kepala

Katanya mereka contoh keluarga Pancasilais!

 

Jendral!

Caramu memang sadis

Dalam membasmi benih perlawanan

Selama 24 tahun

Tapi kami telah membuktikan

Bedil senjatamu tak setajam

Nyali perlawanan kami

 

 

Jendral!

Dari negeri bekas jajahanmu

Hati kami tersayat pilu

Siasat busuk yang pernah kau pakai

Untuk membungkam dan membunuh kami

Tetap kau gunakan

Terhadap Anak Bangsamu

 

Jendral!

Masih banyak soal di negeri kami

Tapi diskusi tentang sejarah

Tak pernah diserbu oleh aparat negara

diskusi adalah salah satu syarat

bagi peradaban manusia

 

Di negeri kami, Jenderal…

Suara Adzan dan Koor “Alleluyah’

Berkumandang bersama bagaikan sebuah sonata

Gay dan Lesbian bergandengan tangan

Tanpa rasa takut disiksa Polisi

 

Jendral!

Hari ini 30 September

Sejarah kelam untuk BangsaMu

Juga bagi peradaban dunia

Bulan yang sama…

September ‘99

Kau bumi-hanguskan Negeri kecil kami

Dengan ‘bullet’

Ketika Kau kalah di ‘ballot box’

 

Jendral!

Masih panjang litani sejarah gelap

Tragedi Mei’98 di Jantung NegeriMu

Penculikan kawan Thukul dan teman-temannya

Komrad Munir Kau racuni

Pembantaian di Bumi Cendrawasih

Santa Cruz, 1991 di Dili…

 

Jendral!

Biarkan kawan-kawan kami bicara

Tentang sejarah peradaban Bangsa

Mereka adalah anak-anak sejarah kelam itu sendiri

Belajarlah dari sejarah

Laras senapanmu

Tak kan mampu membungkam

Pekikan keadilan dari Anak BangsaMu!

 

Dili, September 25, 2017

 

*Dadolin Murak is a Timorese writer and poet educated during the time of the Indonesian occupation (1975-99) and then at university in Indonesia. The majority of his work is in Tetun, the national language of Timor-Leste, and he has co-edited an anthology of Timorese poetry.

Jika anda menyukai konten berkualitas Suluh Pergerakan, mari sebarkan seluas-luasnya!
Ruang Digital Revolusioneir © 2024 by Suluh Pergerakan is licensed under CC BY-SA 4.0